Jumat, 15 Mei 2009

APA ITU BERITA ?

BERITA


Untuk lebih jelas mengetahui tentang berita, maka akan diuraikan sebagai berikut: (1) pengertian berita, (2) syarat-syarat berita, (3) sumber berita, (4) perolehan bahan berita, (5) struktur berita, (6) bentuk teras berita, dan (7) ragam tulisan berita.


Pengertian Berita

“Berita adalah laporan tercatat mengenai informasi berbentuk fakta atau opini yang dianggap penting dan menarik serta telah diteliti secara cermat, sehingga berguna bagi banyak orang” (Basuni, 2003:13).

Berita adalah hasil rekonstruksi tertulis dari realitas sosial yang terdapat dalam kehidupan. Itulah sebabnya ada orang yang beranggapan bahwa penulisan berita lebih merupakan pekerjaan merekonstruksikan realitas sosial ketimbang gambaran dari realitas itu sendiri (http://aliefnews.wordpress.com/2008/01/ 11/konsep-dasar-berita/).

Syarat-syarat Berita

Basuni (2003:13) menyatakan bahwa, “Tidaklah semua fakta peristiwa atau pendapat yang didapatkan layak dimuat dalam surat kabar ataupun majalah. Untuk itu perlu dilakukan seleksi.”

Syarat-syarat berita menurut Basuni (2003:13), yaitu: (1) benar terjadi, (2) aktual, (3) lengkap, (4) apa adanya, (5) tersusun baik, dan (6) baik.

2.3.2.1 Benar Terjadi

Isi berita haruslah sesuatu yang didasarkan atas fakta dan bukan fakta yang dibuat-buat oleh wartawan. Fakta diartikan dengan segala sesuatu yang benar-benar terjadi atau kejadian. Jadi, fakta itu harus benar-benar merupakan sesuatu yang terlihat atau terdengar oleh pembuat berita.


2.3.2.2 Aktual

Jarak antara terjadinya peristiwa ataupun suatu pendapat diucapkan dengan saat diturunkannya berita itu, hendaklah secepatnya. Bila memungkinkan peristiwa hari ini harus ditulis atau disiarkan hari ini juga sebab bila lewat beberapa hari saja, terutama berita peristiwa, dinilai aktualitasnya sudah menjadi basi.

2.3.2.3 Lengkap

Kelengkapan bahan dari apa yang diberitakannya perlu dalam menyusun suatu berita, agar beritanya lengkap dan pembacanya pun bisa mengetahui secara lengkap.

2.3.2.4 Apa Adanya

Apa yang dilihat dan didengar itulah yang ditulis oleh seorang wartawan. Tulisan merupakan pemaparan dan penguraian peristiwa atau pendapat. Seorang wartawan tidak boleh menambahkannya karena bertentangan dengan kode etik jurnalistik.

2.3.2.5 Tersusun Baik

Berita itu hendaklah tersusun dengan baik, sehingga menarik perhatian pembaca dan memudahkan mereka untuk memahaminya secara benar. Kalimat tidak boleh bertele-tele.

2.3.2.6 Menarik

Berita yang disajikan haruslah berisi peristiwa atau pendapat yang memang menarik perhatian sebagian besar pembaca. Berita yang menarik itu biasanya sesuatu yang aneh, yang luar biasa ataupun sesuatu yang belum pernah terjadi.

Sumber Berita

Untuk mendapatkan bahan-bahan berita yang kemudian ditulis menjadi berita dan memahami persyaratan berita, sudah tentu ada sumbernya. Basuni (2003:15) menyatakan bahwa “Pada dasarnya sumber berita itu ada dua yakni: (1) peristiwa dan (2) manusia.”

2.3.3.1 Peristiwa

Peristiwa dijadikan sumber berita, maksudnya adalah segala kegiatan atau kejadian yang dapat dijadikan sumber untuk diinformasikan atau disiarkan dan peristiwa itu menyangkut orang banyak.

Misalnya :

Peristiwa tabrakan bus antarkota dengan kereta api yang membawa korban jiwa, peristiwa perampokan dan pembunuhan, peristiwa olah raga, dan lain sebagainya.

2.3.3.2 Manusia

Biasanya manusia diartikan sebagai sumber berita, karena dapat memberikan keterangan atau pendapat yang menyangkut kepentingan orang banyak, baik itu dari segi sosial, politik, budaya, pendidikan, agama, ekonomi, dan sebagainya. Selain itu, juga karena keterlibatan langsung manusia di dalam peristiwa itu.

Misalnya :

Sebagai korban dalam peristiwa tabrakan, peristiwa perampokan, sebagai oknum yang terlibat korupsi disuatu instansi, dan sebagainya.

Perolehan Bahan Berita

Untuk memperoleh berita dari sumber-sumber berita, seorang wartawan akan menempuh berbagai cara yang telah dikuasainya. Dalam hal perolehan bahan berita memerlukan kejelian dan kecermatan wartawan. Seorang wartawan bekerja dalam situasi persaingan dengan wartawan dari media lain. Oleh karena itu, diperlukan kegesitan dari dirinya. Adapun cara untuk memperoleh suatu berita menurut Basuni (2003:15) sebagai berikut.

2.3.4.1 Observasi

Usaha ini bisa lewat observasi langsung dan observasi tidak langsung. Untuk cara pertama wartawan akan melihat, mengamati, dan menyaksikan langsung dengan indera mata pada saat-saat terjadinya peristiwa, seperti peristiwa kebakaran, domonstrasi kelompok buruh, pertandingan sepak bola, dan sebagainya.

Sedangkan untuk cara yang kedua wartawan cukup mendengarkan keterangan dari saksi mata atas suatu kejadian, peristiwa atau keterangan dari orang-orang yang terlibat secara langsung sebagai pengakuan, keluhan, tuntutan, dan sebagainya.

2.3.4.2 Wawancara

Perolehan bahan berita dengan cara wawancara (tanya jawab) ini dilakukan terhadap orang yang punya hubungan dengan suatu peristiwa. Untuk meminta keterangan, sama dengan observasi tidak langsung, karena wartawan juga mengadakan tanya jawab, seperti wawancara terhadap seorang tokoh politik atau artis sinetron yang dimintai pendapat tentang suatu hal yang berkaitan dengan profesinya.

2.3.4.3 Konferensi Pers

Cara mendapatkan berita melalui konferensi pers biasanya wartawan mendapat undangan untuk mendengarkan keterangan dari seseorang (biasanya pejabat pemerintahan atau pimpinan suatu organisasi), sebagai pihak yang mewakili suatu lembaga atau organisasi.

Struktur Berita

Menulis suatu berita memiliki struktur tersendiri. Caranya tidak seperti menulis surat cinta atau menulis surat kepada orang tua, tetapi disusun sedemikian rupa untuk memudahkan para pembaca memahami secara mudah dan benar. Sebuah berita yang akan ditulis oleh seorang wartawan harus mengikuti pola-pola tertentu agar berita itu mudah dibaca dan cepat dapat dipahami pembaca.

Basuni (2003:18) menyatakan bahwa berita memiliki struktur seperti pola piramida terbalik, yaitu menempatkan hal paling penting pada awal berita dari bahan berita yang diperoleh, kemudian fakta-fakta penting lainnya, selanjutnya fakta yang kurang penting ditempatkan di bawah. Struktur pola piramida terbalik dapat digambarkan sebagai berikut.

Pola Piramida Terbalik

Judul

Date Line

Teras Berita




Tubuh Berita




Tambahan

2.3.5.1 Judul Berita

Kepala berita (headline) berfungsi untuk memperkenalkan isi berita yang akan ditulis. Judul ini hendaknya mencerminkan isi berita. Judul berita juga berfungsi untuk menarik minat pembaca terutama karena judul hurufnya dibuat lebih besar dibandingkan isi berita atau sub judul. Judul juga dibuat lebih merangsang dan memacu rasa ingin tahu pembaca.

2.3.5.2 Date line

Date Line merupakan keterangan sebagai petunjuk tentang tempat kejadian (nama kota) dan waktu penyusunan berita.

2.3.5.3 Teras Berita

Biasanya dinamakan Lead, yaitu alinea pertama dalam sebuah berita yang merupakan inti terpenting dari keseluruhan isi berita yang disajikan. Teras berita adalah jantung dari suatu berita atau cerita. Suatu berita yang disusun seperti piramida terbalik, bagian atas (alenia pertama) berisi bagian berita yang paling penting. Bagian terpenting sebagai alenia pertama untuk menarik perhatian pembaca yang mencakup unsur 5W + 1H, yaitu unsur what (apa), who (siapa), where (di mana), when (kapan), why (mengapa), dan how (bagaimana). Teras berita yang baik haruslah mampu menyajikan fakta penting yang diberikan dan dapat pula menarik minat pembaca untuk dapat membaca lebih jauh.

2.3.5.4 Tubuh Berita

Tubuh (body) berita berisikan pemaparan masalah, penjelasan-penjelasan lebih lanjut dari apa yang telah disebutkan dalam teras berita. Pada tubuh berita inilah terdapat uraian yang lebih terperinci mengenai isi berita yang disusun berdasarkan urutan terpenting, penting, kurang penting, tidak penting. Penggunaan bahasa dan tata bahasa harus tepat, sesuai denga ejaan yang berlaku dan tetap memperhatikan kaidah-kaidah ketatabahasaan. Demikian juga dengan penggunaan bahasa yang hemat atau efektif serta gaya penulisan yang hidup, bermakna serta mempunyai makna dan imajinasi, sehingga laporan berita yang disajikan tidak membosankan.

2.3.5.5 Tambahan

Pada akhir berita setelah yang tidak penting pada tubuh berita tersebut, ditambahkan pula dengan hal-hal yang masih ada hubungannya dengan keseluruhan isi berita. Bagian ini biasanya disebut sebagai bagian pelengkap atau ekor. Bagian pelengkap dapat dipotong (disunting) kalau mengganggu tata letak atau waktu yang disediakan dalam berita sebuah radio.

Bentuk Teras Berita

Seperti penjelasan di atas, teras berita (lead) adalah kalimat pembuka atau alinea pertama dari sebuah berita yang diambil dari bagian paling penting dari keseluruhan fakta yang ada.

Hal ini dilakukan dengan tujuan agar pembaca dapat memperoleh gambaran atau pengertian umum tentang isi berita, walaupun ia tidak dapat membaca berita itu secara keseluruhan.

Menurut jenisnya, teras berita atau lead berita dapat dibagi menjadi dua, yaitu: (1) formal lead, dan (2) informal lead (Basuni, 2003:23).

2.3.6.1 Formal Lead

Formal lead mengandung unsur berita lengkap, yaitu unsur 5W + 1H yang terdiri dari :

1. What : Apa ?

2. Who : Siapa ?

3. Where : Di mana ?

4. When : Kapan ?

5. Why : Mengapa ?

6. How : Bagaimana ?

Misalnya :

Tentara Irak, kemarin, melakukan pemboman di bagian tengah kota Teheran, menggunakan pesawat Panthom yang menewaskan tiga penduduk sipil, sebagai balasan terhadap serangan Irak, dua hari sebelumnya.

Dengan memperhatikan unsur 5W + 1H dapat dijelaskan sebagai berikut.

What/Apa ? : Pemboman

Who/Siapa ? : Tentara Irak

Where/Dimana ? : Di bagian tengah kota Teheran

When/Kapan ? : Kemarin

Why/Mengapa ? : Pembalasan terhadap serangan Irak

How/Bagaimana ? : Menewaskan tiga penduduk sipil

2.3.6.2 Informal Lead

Informal lead mengandung unsur 5W + 1H (minus), artinya salah satu dari dua unsur berita tidak ada dalam Lead berita.

Misalnya :

Banjir melanda sebagian besar kota Jakarta akibat hujan yang turun selama lima jam lebih, minggu sore.

Dengan memperhatikan unsur 5W + 1H (minus) dapat dijelaskan sebagai berikut.

What/Apa ? : Banjir

Who/Siapa ? : ..........

Where/Dimana ? : Di sebagian besar kota Jakarta

When/Kapan ? : Minggu sore

Why/Mengapa ? : Hujan yang turun selama lima jam lebih

How/Bagaimana ? : ..........

Jumlah unsur kelengkapan suatu berita tidak mutlak harus enam, tetapi bisa juga terdiri dari empat unsur. Kalau diperhatikan berita di surat kabar, tidak semua berita mengandung jawaban terhadap enam unsur kelengkapan berita. Hal ini disebabkan oleh pertimbangan karena pembaca diperkirakan sudah mengetahui berita yang dibaca. Selain itu, tempat memuat berita di halaman surat kabar terbatas.

Kalau semua berita yang mengandung semua jawaban terhadap enam unsur kelengkapan berita dan perinciannya dimuat, maka yang dapat dimuat surat kabar tiap terbit hanya beberapa berita saja. Sedangkan tiap hari tersedia ratusan naskah berita yang diketahui pembaca. Karena itu, redaksi lebih duhulu memilih beberapa naskah berita yang paling penting yang akan disusun selengkap-lengkapnya. Naskah berita lainnya diolah dengan memuat bagian-bagian yang paling penting saja.

Rumusan tersebut di atas terdiri dari enam pertanyaan yang merupakan satu kesatuan dan selalu timbul dalam diri manusia dalam menghadapi setiap persoalan. Rangkaian pertanyaan ini didorong oleh naluri ingin tahu setiap manusia. Adapun penjelasannya sebagai berikut.

1) Unsur Apa (What)

Unsur “Apa” merupakan suatu pertanyaan yang menghendaki jawaban mengenai sesuatu hal atau suatu peristiwa yang sudah, sedang, atau akan terjadi. Pertanyaan “Apa” bisa berupa :

a. Apa itu? Mengharapkan jawaban mengenai suatu benda mati atau benda hidup.

b. Ada apa? Mengharapkan jawaban mengenai suatu hal.

c. Apa yang terjadi? Mengharapkan jawaban mengenai peristiwa.

d. Apa lagi? Mengharapkan jawaban mengenai kelengkapan fakta.

e. Apa kabar? Mengharapkan jawaban mengenai keterangan.

f. Apa benar? Mengharapkan jawaban mengenai kepastian fakta.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut timbul karena manusia tidak mengetahui, ragu, atau sangsi dan ia ingin mendapat kepastian. Manusia perlu mengetahui seluruh peristiwa atau pendapat selengkap-lengkapnya supaya ia dapat memahami peristiwa atau pendapat tersebut sebagai apa adanya.

2) Unsur Siapa (Who)

Unsur “Siapa” merupakan suatu pertanyaan yang mengharapkan jawaban mengenai seseorang atau sesama manusia. Pertanyaan “siapa” bisa berupa :

a. Siapa itu? Mengharapkan jawaban mengenai nama orang yang dimaksud.

b. Siapa yang mengatakan? Mengharapkan jawaban mengenai nama orang yang mengemukakan pendapat.

c. Siapa yang melakukan? Mengharapkan jawaban mengenai nama orang yang melakukan sesuatu peristiwa atau hal.

d. Siapa yang menikah? Mengharapkan jawaban mengenai nama orang yang mengalami peristiwa tersebut.

e. Siapa yang menjadi korban? Mengharapkan jawaban mengenai nama orang yang terkena musibah akibat suatu peristiwa.

f. Anak siapa? Mengharapkan jawaban mengenai nama orang tua dari seseorang.

g. Mobil siapa? Mangharapkan jawaban nama pemilik mobil.

Naluri ingin tahu terhadap sesama manusia lebih kuat dari pada naluri ingin tahu mengenai benda, tumbuh-tumbuhan, dan lain-lain. Karena naluri ingin tahu mengenai manusia bekerja bersama-sama dengan naluri sosial, yaitu naluri yang mendorong manusia untuk berhubungan dengan manusia lain.

Unsur “apa” dan “siapa”, merupakan unsur utama dari enam unsur kelengkapan berita. Salah satu dari dua unsur ini harus ada, supaya berita yang disusun mempunyai makna. Empat unsur lain hanya mengandung penjelasan mengenai apa dan siapa yang diberitakan.

3) Unsur Di mana (Where)

Unsur “di mana” merupakan suatu pertanyaan yang mengharapkan jawaban mengenai tempat. Semua makhluk Tuhan berada di dalam ruang yang luas, yakni alam semesta, seperti di atas permukaan bumi, di dalam perut bumi, dan di luar angkasa. Setiap makhluk menempati ruang tertentu. Ada yang menempati ruang yang tetap karena tidak bergerak menurut kehendaknya sendiri seperti tumbuh-tumbuhan. Ada pula yang tempatnya berganti-ganti karena ia bergerak bukan atas kehendaknya sendiri tetapi oleh keadaan alam, baik atas kehendaknya sendiri maupun karena terpaksa, seperti manusia, binatang, dan sebagainya.

4) Unsur Kapan (When)

Unsur “kapan” merupakan suatu pertanyaan yang menghendaki jawaban mengenai waktu. Untuk menentukan titik waktu atau jangka waktu tertentu, manusia setuju menetapkan ukuran yang sama, yaitu abad, windu, tahun, bulan, minggu, hari, jam, menit, dan detik. Mengenai peristiwa bersejarah, manusia ingin mengetahui waktu yang tepat sampai menit terjadinya suatu peristiwa.

Contoh :

Proklamator kemerdekaan Republik Indonesia, Bung Karno membaca naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia pukul 10.00 WIB hari jumat, tanggal 17 bulan Agustus tahun 1945.

5) Unsur Mengapa (Why)

Unsur “Mengapa” atau “kenapa” merupakan suatu pertanyaan yang menghendaki jawaban sebab tejadinya suatu hal atau peristiwa.

Contoh :

a. Rumah Pak Made di dekat bukit tertimbun tanah. Mengapa? Apa sebabnya?

b. Tangan Pak Made Patah. Mengapa? Apa sebabnya?

Pertanyaan mengapa menghendaki jawaban yang mengandung penjelasan mengenai sebab terjadinya sesuatu. Jawaban terhadap pertanyaan di atas adalah :

a. Hujan yang berkepanjangan membuat tanah longsor di atas rumah Pak Made.

b. Salah satu beton rumah menimpa tangan Pak Made, sehingga tulang tangan Pak Made patah.

6) Unsur Bagaimana (How)

Unsur “bagaimana” merupakan suatu pertanyaan yang mengharapkan jawaban mengenai :

a. Proses terjadinya sebab yang mengakibatkan sesuatu peristiwa.

b. Proses berlangsungnya peristiwa tersebut.

c. Akibat dari peristiwa tersebut.

Setiap peristiwa dapat dibagi dalam tiga tahap menurut hukum sebab akibat, yaitu : (1) Tahap I yang merupakan tahap sebelum terjadi suatu peristiwa. Dalam tahap ini terjadi suatu proses yang menghasilkan (mengakibatkan) sebab terjadinya peristiwa. (2) Tahap II yang merupakan tahap selama peristiwa berlangsung. Dalam tahap ini terjadi proses berlangsungnya suatu peristiwa. (3) Tahap III yang merupakan tahap sesudah peristiwa terjadi. Dalam tahap ini timbul persoalan mengenai akibat suatu peristiwa

Ragam Tulisan Berita

Bahan berita yang berhasil dikumpulkan, dapat disusun menjadi sebuah berita. Berita yang akan ditulis perlu memperhatikan atau diketahui tentang macam-macam atau ragam tulisan berita yang disesuaikan dengan bentuk faktanya. Berdasarkan sifat faktanya ragam tulisan berita meliputi: (1) berita fakta peristiwa, (2) berita fakta pendapat, (3) berita fakta peristiwa tambah pendapat, (4) berita investigasi, dan (5) reportase (Basuni, 2003:26). Untuk lebih jelasnya, di bawah ini dijelaskan satu persatu sebagai berikut.

2.3.7.1 Berita Fakta Peristiwa

Isi berita fakta peristiwa yang dimaksud harus benar-benar fakta dari suatu peristiwa yang disajikan. Tapi bahan penulisan fakta peristiwa, bisa juga wartawan tidak melihat langsung, hanya dituturkan oleh orang lain atau saksi mata lainnya. Walaupun demikian, pada waktu menulis berita, haruslah sebuah fakta atau sesuatu yang benar-benar terjadi.

2.3.7.2 Berita Fakta Pendapat

Berita ini merupakan salah satu macam berita yang digunakan oleh wartawan untuk menulis suatu fakta tentang pendapat, ide ataupun gagasan dari seseorang (tokoh politikus, seorang ekonom, budayawan dan lain-lain). Wartawan hanya menulis apa adanya dari seorang komunikator. Wartawan hanya sebagai mediator saja.

2.3.7.3 Berita Fakta Peristiwa Tambah Pendapat

Berita ini haruslah mengandung unsur dari suatu peristiwa sebagaimana faktanya yang disaksikan wartawan kemudian ditambahkan dengan pendapat atau keterangan dari orang lain mengenai suatu peristiwa. Pendapat dari seseorang ini berfungsi untuk mendukung fakta peristiwa yang dijadikan berita.

2.3.7.4 Berita Investigasi

Berita investigasi berupaya mengungkapkan keburukan yang fakta-faktanya ditutup-tutupi oleh yang punya kekuasaan. Berita penggalian ini memerlukan keberanian wartawan untuk menjadi setengah Intelejen untuk menyelidiki sumber informasi atau dokumen-dokumen rahasia, guna membongkar sebuah kasus, misalnya kasus korupsi, penyelundupan, dan kasus yang lainnya.

2.3.7.5 Reportase

Reportase adalah berita laporan. Penulisan reportase biasanya cukup panjang, karena isinya bersifat melaporkan sesuatu, baik yang berupa peristiwa, pendapat atau juga hal-hal lain yang layak dijadikan laporan khusus dan cukup penting untuk diketahui pembaca.

Dalam membuat reportase wartawan menggunakan bahasa bertutur atau bercerita. Misalnya, reportase mengenai perjalanan ke luar negeri bersama rombongan presiden.

Dari ragam tulisan berita tersebut di atas, menurut Basuni (2003:28), masih ada dalam Jurnalistik, tulisan opini atau pendapat yang bisa dimuat di halaman surat kabat. Tulisan tulisan tersebut, seperti: (1) artikel, (2) feature, (3) tajuk rencana, (4) resensi, (5) kolom, dan (6) pojok.

1. Artikel (Tulisan Ilmiah Populer)

Tulisan artikel adalah sebentuk karya tulis yang memuat gagasan, pendapat dari seorang penulis. Karya tulis ini bersifat ilmiah populer, artinya bersifat ilmiah tapi mudah dimengerti.

2. Feature

Tulisan feature biasanya disebut berita kisah atau karangan khas yang isinya tentang suatu peristiwa yang ditinjau dari sisi tertentu. Pembaca digiring emosinya dari awal tulisan sampai pada akhir tulisan dengan ketegangan yang berkelanjutan sampai pada klimaksnya.

3. Tajuk Rencana atau Editorial

Tulisan tajuk dibuat untuk mengekspresikan sikap dan suara redaksi surat kabar atau majalah yang berkaitan dengan masalah yang sedang hangat di tengah masyarakat.

4. Resensi

Tulisan dalam bentuk resensi mencoba menimbang atau memberi komentar atas hadirnya sebuah buku baru, film baru, lagu baru, lukisan baru, atau karya budaya lainnya.

5. Kolom

Tulisan kolom mirip dengan sebuah artikel, gaya tulisan kolom lebih longgar, tetapi tetap berbobot, kadang ada guyon tapi cerdas. Tema dalam tulisan kolom berisi kritik terhadap ketimpangan sosial.

6. Pojok

Tulisan pojok dalam surat kabar, berisi kalimat-kalimat pendek yang biasanya ditulis di halaman pojok. Tulisan ini berisi tentang kalimat “ceplas-ceplos” pendek, lucu, satire dan menyentil tentang suatu berita yang sedang hangat.


2 komentar:

  1. apa judul buku basuni ini bos????

    BalasHapus
  2. Kayknya klo ga salah judulnya Dasar-Dasar Jurnalistik.
    Dulu saya hanya punya foto copyan-nya.

    BalasHapus

komentar choy..??