Jumat, 15 Mei 2009

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA/SMK BERDASARKAN KURIKULUM

Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA Berdasarkan Kurikulum 2004


Standar kompetensi mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia pada kurikulum 2004 Sekolah Menengah Atas (SMA) berorientasi pada hakikat pembelajaran bahasa. Belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi dan belajar sastra adalah belajar menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaannya. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis serta menimbulkan penghargaan terhadap hasil cipta manusia Indonesia. Kurikulum ini diarahkan agar siswa terbuka terhadap beraneka ragam informasi yang hadir di lingkungan sekitar dan dapat menyaring yang berguna, belajar menjadi diri sendiri, dan siswa menyadari akan eksistensi budayanya. Dengan standar kompetensi ini diharapkan:

1. Siswa dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya dan hasil intelektual bangsa sendiri;

2. Guru dapat memusatkan perhatian pada pengembangan kompetensi bahasa siswa dengan menyediakan beraneka ragam kegiatan berbahasa dan sumber belajar;

3. Guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan siswanya;

4. Orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program di sekolah;

5. Sekolah dapat menyusun program pendidikan sesuai dengan keadaan siswa dan sumber belajar yang tersedia; dan

6. Daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar sesuai dengan kondisi dan kekhasan daerah (Depertemen Pendidikan Nasional, 2003:5).

Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA terdiri atas dua aspek, yaitu aspek kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra. Aspek kemampuan berbahasa dan bersastra masing-masing terbagi atas sub aspek, yaitu “mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis” (Depertemen Pendidikan Nasional, 2003:7).


1. Kemampuan Berbahasa

1) Mendengarkan

Berdaya tahan dalam berkonsentrasi mendengarkan berbagai konteks sampai dengan seratus dua puluh menit dan mampu memahami dan peka terhadap gagasan atau tanggapan, pandangan, kritikan, dan perasaan orang lain secara lengkap dalam berbagai bentuk wacana lisan yang berupa uraian, khotbah, pidato, ceramah, dialog, dan film serta mampu memberikan pendapat dan penilaian.

2) Berbicara

Berbicara secara efektif dan efisien untuk mengungkapkan gagasan, pendapat, kritikan, perasaan, meyakinkan orang lain, memberi petunjuk, menjelaskan suatu proses secara rinci, mengaitkan berbagai peristiwa, berekspresi dalam berbagai bentuk kepada berbagai mitra bicara sesuai dengan tujuan dan konteks pembicaraan, yang berupa seminar, diskusi, maupun ceramah.

3) Membaca

Membaca dan memahami berbagai jenis wacana atau teks, menganalisis informasi, gagasan, memberikan komentar, menyeleksi dan mensintesiskan informasi dari berbagai sumber, baik secara tersurat maupun tersirat untuk berbagai tujuan.

4) Menulis

Menulis secara efektif dan efisien berbagai jenis karangan, baik fiksi maupun nonfiksi dalam berbagai konteks dan tujuan dengan menggunakan kosakata yang bervariasi dan efektif untuk menimbulkan efek dan hasil tertentu.

2. Kemampuan Bersastra

1) Mendengarkan

Mendengarkan, memahami, menanggapi, dan mengapresiasi ragam karya sastra berupa puisi, prosa, dan drama baik karya asli maupun saduran atau terjemahan, sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.

2) Berbicara

Membahas dan mendiskusikan ragam karya sastra berupa puisi, prosa dan drama, sebagai upaya untuk mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan, dan perasaan sesuai dengan isi dan konteks lingkungan dan budaya.

3) Membaca

Membaca dan memahami berbagai teks bacaan sastra malalui membaca dan menganalisis berbagai jenis dan ragam karya sastra, serta mampu melakukan apresiasi secara tepat.

4) Menulis

Mengekspresikan karya sastra yang diminati, baik puisi, prosa, dan drama dalam bentuk karya sastra tulis yang kreatif, serta dapat menulis kritik dan esai sastra berdasarkan ragam sastra yang sudah dibaca (Depertemen Pendidikan Nasional, 2003:8-10).




Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMK Berdasarkan Kurikulum 2004

Pada kurikulum 2004 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), pelaksanaan pembelajaran dituangkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler.
1. Kegiatan Kurikuler
10Kegiatan kurikuler merupakan kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan susunan program, ditujukan untuk mengembangkan kompetensi peserta diklat (siswa) sesuai dengan bidang keahliannya. Kegiatan kurikuler dilakukan melalui kegiatan pembelajaran diklat secara terstruktur sesuai dengan program kurikulum.
2. Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan diklat di luar jam yang tercantum pada susunan program. Kegiatan ekstra kurikuler ditujukan untuk pengembangan bakat dan minat serta untuk memantapkan pembentukan kepribadian siswa, antara lain dapat berupa: kepramukaan, usaha kesehatan sekolah, olahraga, palang merah, kesenian, dan kegiatan lainnya. Jenis kegiatan yang dilakukan disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan keadaan sekolah. Kegiatan kegiatan tersebut dimaksudkan untuk lebih mengaitkan antara kompetensi yang diperoleh pada program kurikuler dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan.
Pola penyelenggaraan pendidikan di SMK dirancang bersifat fleksibel, bisa mengakomodasi kekurangan sarana-prasarana dan SDM sekolah dalam kaitan dengan pencapaian kompetensi kerja, mampu mengatasi kesenjangan dengan persyaratan dunia kerja, serta mampu mengakomodasi kebutuhan peserta didik.
Untuk menjamin terselenggaranya kegiatan pembelajaran yang efisien dan efektif, SMK menyelenggarakan bimbingan dan penyuluhan kejuruan bagi peserta didik. Kegiatan bimbingan dan penyuluhan kejuruan pada dasarnya merupakan bentuk layanan untuk mengungkapkan, memantau dan mengarahkan kemampuan, bakat, dan minat peserta didik selama proses pembelajaran di SMK dan membantu mempersiapkan peserta didik memasuki lapangan kerja.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMK berdasarkan kurikulum 2004, masih terkait dengan pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar maupun di Sekolah Menengah Pertama, yang meliputi empat aspek, yaitu (1) menyimak, (2) berbicara, (3) membaca, dan (4) menulis. Namun dalam penyajian di Sekolah Menengah Kejuruan maupun di Sekolah Menengah Atas, lebih spesifik dan mendalam lagi. Keempat aspek tersebut diuraikan sebagai berikut.
1. Mendengarkan
Dalam aspek menyimak, siswa dituntut untuk dapat mendengarkan, memahami, dan memberikan tanggapan terhadap gagasan, pendapat, kritikan, dan perasaan orang lain dalam berbahasa dalam bentuk wacana lisan serta berapresiasi sastra dalam berbagai jenis dan bentuk melalui kegiatan mendengarkan hasil cerita. Kegiatan mendengarkan perlu diwujudkan dalam kegiatan tertentu, misalnya mendengarkan kaset, radio atau mendengarkan seseorang membacakan teks tertentu, menguraikan cerita atau menjelaskan sesuatu secara lisan. Kegiatan seperti ini perlu dibatasi waktunya, misalnya lima menit. Disamping kegiatan ini memiliki tujuan yang jelas dan terarah, yaitu untuk menguji pemahaman siswa. Setelah tujuan ditetapkan, siswa perlu diuji pemahamannya dengan menjawab pertanyaan, mengungkapkan kembali isi bacaan. Kegiatan mendengarkan harus memiliki daya konsentrasi penuh, karena dengan demikian informasi akan dapat diserap dengan baik.
2. Berbicara
Berbicara secara efektif dan efisien untuk mengungkapkan gagasan, pendapat, kritikan, perasaan, dalam berbagai bentuk kepada berbagai teman bicara sesuai dengan tujuan dan konteks pembicaraan serta berapresiasi sastra dalam berbagai jenis dan bentuk melalui kegiatan melisankan hasil sastra. Kegiatan berbicara yang dikembangkan di kelas seperti bentuk kegiatan yang dibuat bersuasana resmi atau formal, misalnya dalam bentuk diskusi kelompok, mengajukan pertanyaan atau pendapat, berpidato, menceritakan kembali secara lisan, sehingga dapat memunculkan pemakaian bahasa Indonesia yang baku. Kagiatan berbicara bertujuan melatih keberanian anak, belajar mengemukakan pendapatnya di depan orang banyak.
3. Membaca
Membaca dan memahami berbagai jenis wacana baik secara tersurat maupun tersirat untuk berbagai tujuan serta berapresiasi sastra dalam berbagai jenis dan bentuk melalui kegiatan membaca hasil sastra. Ada tiga cara untuk membaca, yaitu membaca mendalami, membaca cepat, dan membaca memindai. Pada kegiatan membaca mendalami bertujuan menangkap isi teks secara mendalam, siswa perlu membaca teks secara pelan-pelan dan perlu melakukan pembacaan berulang-ulang. Pada kegiatan cepat dengan tujuan menangkap garis-garis besar atau hal-hal yang nampak di permukaan. Waktu yang diberikan perlu dibatasi. Pada kegiatan ini hal yang perlu diperhatikan adalah membaca mundur (membaca ulang). Kegiatan membaca memindai siswa perlu dilatih untuk menggelakkan mata secara melompat-lompat untuk mencari kata atau rentetan kata tertentu yang diperlukan. Setelah rentetan kata tertentu ditemukan, tatapan mata terkunci untuk memahami isinya. Salah satu contoh teks untuk kegiatan membaca seperti ini ialah membaca kamus.

4. Menulis
Menulis secara efektif dan efisien berbagai jenis karangan dalam berbagai konteks serta beradaptasi sastra dalam berbagai jenis dan bentuk melalui kegiatan menulis hasil sastra. Pada kegiatan menulis, siswa dituntun menulis huruf, suku kata, kata, kalimat, paragraf dengan tulisan yang rapi dan jelas, menulis karangan sederhana, teks percakapan, surat pribadi dan surat resmi dengan memperhatikan tujuan dengan menggunakan ejaan dan tanda baca serta kosa kata yang tepat. Kemampuan menulis diarahkan menumbuhkan kebiasaan menulis.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan untuk dapat mengerti bahan yang diajarkan, seseorang harus mengalami beberapa tahapan sehingga siswa dapat menerima bahan yang diajarkan dan dapat dimanfaatkan dalam kehidupannya.

1 komentar:

komentar choy..??